Perkantoran Kota Grogol Permai Blok C15
+62-21 5696 1884
+62-21 566 1666

7 Kesalahan dari Entrepreneur Newbie dalam Berbisnis yang Perlu Anda Ketahui

Kesalahan dalam berbisnis pasti pernah mampir ke setiap entrepreneur dan sebagian besar dari mereka familiar dengan kegagalan di tahun pertama mereka dalam berbisnis. Pemilik bisnis yang selamat dari masa-masa kritis mungkin akan memberitahu Anda kalau mereka tidak mencapai keberhasilan hanya karena semangat untuk bangkit. Perlu kerja keras dan semua tidak terjadi hanya dalam waktu semalam saja!

Artikel kali ini akan mengajak Anda untuk mengintip “dosa” atau kesalahan dalam berbisnis yang menyebabkan banyak sekali entrepreneur, terutama mereka yang masih newbie gagal di tahun-tahun awal mereka.

Penasaran? Mari segera kita bahas!

Kesalahan dalam Berbisnis yang Sering dilakukan Entrepreneur Newbie

Dana Brownlee, Presiden dari perusahaan training Atlanta dan juga seorang konsultan mengungkapkan terdapat 7 kesalahan dalam berbisnis yang perlu diperingatkan secara konsisten untuk mengantisipasi jatuhnya sebuah bisnis.

Tidak Menyisihkan Cash Cadangan yang Cukup untuk Mensupport Diri Anda

Salah satu kesalahan dalam berbisnis yang sering terjadi pada entrepreneur dan menyebabkan bisnis mereka jatuh BUKAN karena model bisnis yang tidak bagus, atau sosok entrepreneur-nya yang tidak cukup baik untuk membuat bisnis dapat bekerja, tapi faktanya adalah pada finansial.

Kebanyakan entrepreneur kehabisan uang untuk mendukung bisnis atau diri mereka sendiri sebelum bisnis menghasilkan profit untuk menopang dirinya sendiri.

Tip : Secara proaktif menyiapkan dana khusus yang digunakan untuk mensupport diri sendiri selama bisnis masih dalam fase startup.

Sadari jenis kebutuhan apa yang akan Anda masukkan ke dalam list dan siapkan dana karena pasti Anda ingin bahwa hasil akhirnya maksimal. Anda juga tentu ingin dana tersebut dapat mensupport Anda untuk 1-2 tahun serta mengurangi tekanan ketika terjadi tanjakan pada bisnis.

Menggunakan Asumsi yang Terlalu Optimis Selama Perencanaan

Banyak sekali entrepreneur yang masih newbie jatuh pada kesalahan dalam berbisnis yang satu ini. Mereka memang memiliki ide yang bagus dan meyakinkan teman-teman serta keluarga mereka bahwa bisnis itu dapat berjalan dengan mulus dan tidak perlu berpikir panjang. Mereka langsung terjun ke lapangan dan kemudian menyadari ada beberapa detail kecil yang gagal mereka pertimbangkan atau ada beberapa bagian dimana asumsi mereka terlalu optimis.

Jujurlah dengan diri sendiri. Apakah Anda bersikap remeh ketika saatnya tiba untuk mendapatkan klien pertama? Apakah Anda mematok terlalu tinggi permintaan untuk produk? Apakah Anda berasumsi bahwa tidak ada resiko jika Anda tidak mengikuti apa pun yang bisa menyebabkan terjadinya kesalahan?

Tip : Temukan 3-5 orang yang benar-benar objektif (bukan teman atau keluarga) dan minta mereka secara khusus bermain sebagai devil’s advocate untuk membantu mengidentifikasi kelemahan dan mengambil langkah untuk mengatasinya.

Tidak Tepat dalam Mengevaluasi Model Bisnis Anda

Tidak semua orang menggabungkan model bisnis ke dalam perencanaan mereka dans sebenarnya ini adalah hal yang mudah dilakukan ketika Anda ingin menggabungkannya ke konse bisnis Anda. Tetapi ada hal yang lebih penting lagi, yaitu mulai mengevaluasi secara obyektif kesleuruhan model bisnis Anda dan memastikan berpotensi untuk menghasilkan profit.

Fakta yang sederhana tapi sering mengena adalah memiliki ide yang bagus itu belum tentu mudah diterjemahkan ke dalam model bisnis yang menghasilkan profit. Ketika Anda melakukan evaluasi model bisnis, sebenarnya Anda sedang mecari tahu apakah bisnis bisa terus dilanjutkan atau sudah saatnya beralih ke ide bisnis lainnya.

Tip : Anda dapat mempertimbangkan SCORE atau pusat pengembangan bisnis kecil untuk membantu Anda dalam mengevaluasi model bisnis serta saran dari ahlinya. Perspektif mereka bisa mengidentifikasi struktur bisnis yang lebih cocok dan masuk akal dari apa yang telah Anda tetapkan sebelumnya.

Mencoba Melakukan SEMUANYA SENDIRI untuk Menghemat Uang

Kalau Anda mencoba untuk melakukan semuanya sendirian, Anda tidak hanya akan membuat diri Anda langsung menyentuh tanah, tapi bisnis Anda juga akan menderita! Loh, kenapa? Bukannya hal yang bagus kalau mengurus bisnis kalau kita terjun langsung ya?

Memang benar, bagus kalau kita terjun langsung, tapi bukankah kita memiliki keterbatasan? Yang perlu diingat adalah Anda bukan ahli dalam setiap area! Waktu Anda adalah uang. Pikirkan tentang di area mana Anda harus menginvestasikan energy Anda.

Haruskah Anda mengembangkan dan menyempurnakan konten Anda, produk dan service, menjaga hubungan dengan klien dan pemegang saham, mengembangkan kredibilitas dalam industri? Terlalu banyak yang harus dilakukan! Masih ada orang lain yang dapat membantu dalam mengembangkan website Anda, menangani public relation, membuatkan template untuk newsletter, membantu dalam kegiatan administrasi. Manfaatkan mereka!

Tip : Kunci yang paling penting adalah mengidentifikasi apa yang harus di-outsourcing dan apa yang harus dijaga. Patokan yang paling praktis adalah jika ada yang bukan bagian dari kompetensi dari bisnis, Anda hanya memiliki sedikit keahlian untuk bidang tertentu, hal yang memakan waktu, dan banyak suplier yang memberikan layanan dengan biaya yang wajar, sebaiknya memang Anda pertimbangkan soal outsourcing.

Tidak Bersedia untuk Bekerja Lebih Setiap Harinya

Dana Brownlee sering bertemu dengan orang-orang yang baru melaunching bisnis tapi tampaknya mereka kaget kalau ternyata pada kenyataannya harus bekerja 25 jam dalam seminggu. Sepertinya mereka memiliki pandangan glamor tentang entrepreneurship di mana mereka bisa mulai dari atas dan melewatkan semua kerja keras.

Fakta yang simpel adalah kalau Anda ingin mendapatkan hasil yang lebih, Anda harus siap untuk menghadapi proses yang rumit terlebih dulu. Mungkin Anda perlu mempekerjakan orang lain saat Anda sedang fokus menjalankan bisnis, Anda bisa membuka lowongan volunteer yang melakukan pekerjaan secara gratis untuk mendapatkan pengalaman. Ini juga artinya mereka bersedia bekerja di malam hari dan akhir pekan.

Tip : Sebelum terjun ke dalam dunia startup, sebaiknya Anda melakukan evaluasi terhadap lifestyle Anda saat ini dan sadari kalau kemungkinan besar Anda akan memotong waktu luang untuk menjalankan bisnis.

Memasang Harga Produk atau Service Anda Terlalu Rendah atau Terlalu Tinggi

Dalam pengalamannya, Dana bercerita, dalam bisnisnya, ia sering menanggapi permintaan untuk proposal. Pada tahun lalu, ia telah mengirimkan proposal tahunan kepada lembaga pemerintah yang besar. Setelah 4 tahun dari penolakan berturut-turut, ia diberi saran oleh temannya bahwa harga yang ia patok terlalu rendah untuk dipertimbangkan secara serius. Setelah itu, Dana memasang harga 2 kali lipat di kelas yang sama dan akhirnya terpilih untuk pertama kali.

Tip : Lakukan penelitian untuk menentukan harga produk atau service. Ini merupakan cara yang cerdas untuk menetapkan nilai harga diawal, membuktikan nilai dan naikkan harga dari waktu ke waktu.

Dalam banyak kasus, mereka yang bertanya kepada klien tentang budget mereka sebenarnya tidak akan memberikan ide tentang apa yang harus dibiayai, tetapi bisa meminimalkan resiko underpricing atau overpricing produk dan service.

Tidak Memiliki Strategi untuk Tumbuh

Anda pasti sering menemui restoran-restoran yang besar ketika pertama kali dibuka tapi ketika melakukan expand makanan atau service, restoran itu mengalami penurunan. Ada diantara restoran tersebut mengembangkan reputasi yang buruk dan akhirnya tutup. Jangan menjadi seperti itu ya!

Pemilik bisnis kecil berpikir bahwa goalnya adalah memenangkan bisnis sebanyak mungkin, hal ini belum tentu benar. Anda bisa menarik terlalu banyak bisnis dan kemudian harus menyelesaikan tantangan yang sama sekali berbeda dari bayangan Anda, ini bisa mengancam kelangsungan hidup jangka panjang dari bisnis yang sedang Anda jalani saat ini.

Tip : Pikirkan tentang bagaimana Anda ingin tumbuh dan mengembangkan strategi pertumbuhan (walaupun akan ada perubahan seiring waktu berjalan).

sumber:

https://digitalmarketer.id/mindset/7-kesalahan-dalam-berbisnis/